ANIMAL BEHAVIOR DAN MAKNA FILSAFATNYA
Di lingkungan sekitar tempat tinggal apabila diamati, perilaku hewan amatlah unik dan menarik. Misalnya, perilaku ayam ketika akan kawin mulai petok-petok, jika sudah bertemu betinanya menari-nari, dan sebagainya. Tak hanya ayam, sering pula kita jumpai kucing yang saling berkejaran dengan tikus, perilaku babi yang suka berpoliandri, dan masih banyak yang lainnya. Perilaku hewan tersebut tentu memiliki tujuan tertentu. Hanya sekedar untuk menarik pasangan, untuk mencari makan, atau karena penyebab lain. Berikut dapat dikaji beberapa hal-hal unik beserta hikmah dan makna yang terkandung dari keunikan perilaku hewan.
Perilaku
merupakan bentuk respon suatu organisme terhadap kondisi internal dan
eksternalnya. Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis
dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh
lingkungan. Praktisnya, perilaku dapat
diartikan sebagai gerak-gerik organisme. Sehingga, perilaku merupakan perubahan gerak termasuk perubahan dari bergerak
menjadi tidak bergerak sama sekali atau membeku, dan perilaku hewan merupakan
gerak-gerik hewan sebagai respon terhadap rangsangan dalam tubuhnya dengan
memanfaatkan kondisi lingkungannya (Tinbergen, 1979).
Perilaku
memiliki arti sikap dan gerak organisme berespon dan beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan. Macam lingkungannya antara lain lingkungan dalam dan
luar. Lingkungan dalam, yaitu: hormon, nyeri, getahan, ampas, metebolisme.
Sedangkan yang dimaksud lingkungan luar, yaitu: suhu, makanan, air minum, cahaya
matahari, gravitasi, tekanan udara, tempat tinggal, hubungan dengan mahluk lain
intra dan inter spesies.
Mukhtar (1986) dalam Pandanwati
(2009) menyatakan bahwa pola perilaku dapat dikelompokkan ke dalam 5 sistem perilaku yaitu sebagai berikut:
1.
Perlaku ingestive, yaitu
perilaku makan dan minum.
2.
Shelter seeking (mencari
perlindungan), yaitu kecenderungan mencari kondisi lingkungan yang optimum dan
menghindari bahaya.
3.
Perilaku agonistik, yaitu
perilaku persaingan atau persaingan antara dua satwa sejenis, umum terjadi
selama musim kawin.
4.
Perilaku sexsual, yaitu
perilaku peminangan (courtship behaviour), kopulasi dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan hubungan antara satwa jantan dan betina satu jenis.
5.
Care giving atau epimelitik
atau perilaku pemeliharaan, yaitu pemeliharaan terhadap anak (maternal
behaviour) dan memberi bantuan kepada individu lain yang menderita tekanan
(succorant behaviour).
Selengkapnya dapat didownload dari tautan berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar