Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Biologi
Ditulis oleh: Yuningsih (15725251028)
Pengembangan
kurikulum dan pembelajaran biologi merupakan ajang kajian dari berbagai dimensi
keilmuan terhadap pengembangan kurikulum dan kaitannya dengan pembelajaran
biologi. Pengembangan kurikulum merupakan proses penyusunan yang dimulai dari
perencanaan, penerapan, hingga evaluasi oleh pengembang kurikulum untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Sementara pembelajaran biologi merupakan
integrasi keilmuan antara biologi sebagai ilmu, karakteristik subyek didik, dan
teknologi pendidikan.
Melalui pembelajaran
biologi dapat dikembangkan berpikir biologi (bernalar verbal) kepada peserta
didik, sehingga peserta didik mampu merefleksikan ilmu biologi dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya, berpikir klasifikasi melalui pengelompokan, berpikir
sibernatik melalui fisiologi, berpikir probabilitas melalui genetika, berpikir
antiseptik melalui mikrobiologi, termasuk melakukan percobaan melalui metode
ilmiah dan sebagainya. Dengan cara berpikir yang demikian diharapkan dapat
membekali peserta didik untuk berkompetisi dengan peserta didik lain di kancah
dunia.
Mata kuliah ini
cukup essensial karena dapat menggambarkan essensi pendidikan secara umum
melalui pemikiran tingkat tinggi (high
order thingking) oleh para mahasiswa yang mengkajinya. Sebagian besar
kajian membahas mengenai pengembangan kurikulum di indonesia dan tergetnya di
masa depan. Adapun ciri masa depan adalah masyarakat informasi akibat kemajuan
teknologi. Oleh karena begitu banyak informasi yang akan menimbun, maka
masyarakat harus dapat memilah dan memilih informasi mana yang memang
dibutuhkan dan bermanfaat bagi dirinya. Termasuk pribadi yang bermoral
sangatlah dieperlukan dalam hal ini. Di sinilah dibutuhkan peran besar
kurikulum untuk membekali peserta didik dalam kehidupan mereka.
Adapun
deskripsi dari mata kuliah ini, bahwa dalam proses pembelajaran mata kuliah
pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi menitikberatkan pada pendekatan
induktif-deduktif eksploratif dalam proses pemahaman. Model pembelajaran yang
digunakan yaitu jigsaw (rangkaian diksusi kelompok ahli-kelompok
asal-antarkelompok). Pembelajaran menggunakan metode student centered learning, dimana mahasiswa sebagai peserta didik
yang aktif. Sementara dosen bertindak sebagai fasilitator termasuk penentu
rancangan kegiatan kuliah, sebagai klarifikator dan konfirmator terhadap hasil
kajian diskusi, serta sebagai sumber pengembangan dan pembimbingan dalam
pengembangan tema yang disajikan.
Tema utama yang
disajikan sejumlah 13. Dari ke 13 tema tersebut, 3 tema dikaji setiap dua pekan
sekali. Pekan pertama diskusi antarkelompok ahli, dan pekan berikutnya diksusi
antarkelompok asal. Namun, karena keterbatasan waktu maka diksusi antarkelompok
asal dilakukan di luar jam efektif (di luar kelas). Hal ini cukup efisien, akan
tetapi terkadang tidak setiap mahasiswa dapat aktif sehingga terkesan ada yang
mempelopori sementara anggota yang lain mengikuti. Meskipun demikian, tetaplah
terjalin diksusi bersama menyatukan pikiran dan perbedaan berbagai pendapat
setiap anggota. Selain itu, ide yang dikembangkan tiap-tiap kelompok tidak
terbatas dan berbeda satu sama lain sehingga bahan yang diperoleh cukup banyak.
Secara garis
besar, diantara kelompok ada yang mengangkat tentang aplikasi di masyarakat,
ada yang mengangkat ide kelompok dalam menghadapi tuntutan masa depan, ada pula
yang membandingkan suatu obyek dengan obyek lain. Namun, secara keseluruhan
mahasiswa mengkaji dari studi literatur. Sebetulnya akan lebih bagus lagi jika
dikaji langsung persoalan di lapangan baik melalui observasi, eksperimen dan
sebagainya. Akan tetapi, hal ini memang cukup membutuhkan waktu dan tenaga yang
lebih. Jika melalui sekolah, maka tidak setiap sekolah akan menerima mahasiswa
untuk diobservasi, melainkan harus mengurus administrasi yang cukup panjang.
Kajian pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi
ini menggunakan alur perolehan pengetahuan: thinking,
feeling, sensing, dan believing.
Melalui thinking, untuk
mengkategorikan hasil kajian apakah logis atau tidak (logical-illogical). Alur feeling,
untuk mengkategorikan hasil kajian apakah ada pencerahan/intuisi atau tidak (insight- no insight). Alur sensing, untuk membedakan hasil kajian
sesuai tidaknya dengan persepsi (perceptipn-misperception).
Alur believing, apakah hasil kajian
diperoleh ideologi atau khayalan (ideology-delusion).
Setiap tema dikaji menggunakan kombinasi keempat alur
tersebut. Apabila hasil kajian yang diperoleh tidak logis dan/atau tidak ada
pencerahan dan/atau salah persepsi dan/atau tidak ada ideologi, maka kajian
pengembangan kurikulum tersebut perlu dikaji ulang sebelum dijadikan
pertimbangan dalam pengembangan kurikulum.
Melalui kajian
mata kuliah ini kita menjadi lebih paham mengenai pengembangan kurikulum dan
pembelajaran biologi, bagaimana mengembangkan kurikulum, maknanya pengembangan
kurikulum yang sesungguhnya, mengapa kurikulum harus dikembangkan, serta dimana
sesungguhnya pengembangan kurikulum pendidikan biologi di indonesia ini
berkiblat. Maka, sebagai bagian refleksi content
dari mata kuliah pengembangan kurikulum dan pembelajaran biologi ini dapat
dituangkan sebagai berikut.
Pada dasarnya mengembangkan kurikulum yang konsisten
secara konseptual memang tidaklah mudah. Apalagi dalam mengimplementasikannya
yang tidak disertai dengan penyiapan lapangan yang tepat. Jadi, perubahan
kurikulum bukan sekedar pergantian dokumen, melainkan berimplikasi luas
terhadap perubahan paradigma, kebiasaan, dan kemampuan lama menuju yang baru.
Dalam mengembangkan kurikulum tiada salahnya untuk
menengok ke belakang sejenak. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana langkah
kita, di posisi mana keberadaan bangsa saat ini, pengembangan yang seperti apa
yang sebenarnya dibutuhkan bangsa ini, serta langkah mana yang harus ditempuh
untuk mengatasi persoalan bangsa yang ada. Maka jangan sampai melupakan
sejarah, karena bagaimanapun sejarah yang membawa kita menjadi demikian.
Seperti yang dituliskan oleh prof.
Wuryadi (2013), bahwa pengembangan kurikulum yang mengabaikan modal pendidikan,
sejarah perjuangan bangsa, modal kultural, dan modal kekayaan alam indonesia,
akan cenderung bersifat dan berwatak universal, global dan menjadi asing bagi
masyarakat indonesia sendiri.
Dalam perencanaan kurikulum, perlu mempertimbangkan
berbagai faktor yang mempengaruhi dinamika kurikulum. Faktor tersebut antara lain: perkembangan ilmu, teknologi, dan
budaya; kebutuhan masyarakat, bangsa, dan negara; perkembangan teknologi
pembelajaran, kebutuhan lembaga, dan kebutuhan peserta didik.
Oleh karena kurikulum dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, maka peran riset disini sangatlah
penting. Riset dan pengkajian perlu dilakukan terhadap seluruh faktor-faktor
yang mempengaruhi dinamika kurikulum. Selain itu, pertimbangan lain yang tidak kalah
penting bahwa kurikulum yang dikembangkan harus berdasar pada hasil evaluasi
pelaksanaan dan kekuatan-kelemahan kurikulum yang dilaksanakan tempo lalu.
Adanya evaluasi adalah untuk memperbaiki program yang akan datang.
Pelaksanaan kurikulum atau implementasi kurikulum
merupakan kegiatan mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan
operasional yang lebih konkret. Bagaimanapun juga keberhasilan implementasi
kurikulum sangat tergantung pada kesiapan pelaksana di tiap satuan pendidikan,
baik kepala sekolah, guru dan tanaga-tenaga kependidikan. Dalam mengembangkan
kurikulum juga tidak lepas dari berbagai pihak terkait, seperti pengguna
lulusan, alumni, orang tua, politikus, dan sebagainya.
Meskipun dalam implementasi kurikulum seolah lebih
berpihak dari sisi kependidikannya, akan tetapi sesungguhnya faktor politik,
sosial, budaya, ekonomi, ilmu, dan teknologi turut berperan penting dalam
proses pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, hal ini juga perlu
dipertimbangkan sebagai penentu kebijakan. Lebih dari itu, akan lebih bermakna
lagi jika setiap pelaku pendidikan diikutsertakan dalam pengembangan kurikulum di
daerahnya masing-masing, sehingga kurikulum tidak lagi terkesan
terpusat/sentralisasi, melainkan devolusi atau desentralisasi. Hal terpenting
bahwa penyelenggara pendidikan di tingkat darah tersebut tidak seolah mati
suri, melainkan hidup dan menghidupkan pendidikan di daerahnya.
Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk memeriksa tingkat tingkat ketercapaian tujuan
pendidikan nasional. Dalam skup makro, indikator evalusi tidak hanya terbatas
pada efektivitasnya saja, melainkan relevansi, efisiensi, dan kelayakan
program, misalnya kurikulum 2013. Dalam pengajaran biologi, maka evaluasi
kurikulum berlaku dalam skup mikro misalnya evaluasi pembelajaran biologi
dengan model pembelajaran inquiry, dan sebagainya.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik
untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan
keputusan dalam kurikulum tersebut. Hasil evaluasi inilah yang digunakan oleh
para penentu kebijakan untuk memutuskan tindak lanjut kurikulum yang telah
dilaksanakan, dihentikan, direvsi, atau dijalankan kembali.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran, akan
pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang senantiasa berkembang,
kebudayaan bangsa yang harus dilestarikan keberadaanya, tuntutan perkembangan
zaman yang semakin menggilas jika tidak diikuti, globalisasi yang semakin
membawa masyarakat kepada dunia informasi, serta tuntutan lain yang sifatnya
sangat krusial. Adanya kesadaran tersebut mendorong peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat dan cermat adanya perkembangan ipteks.
Oleh karena semua itu tak bisa dihindari, maka
bagaimana caranya untuk menghadapi faktor-faktor tersebut dengan cermat, tepat,
sesuai kebutuhan. Tidak semata-mata terbawa arus, melainkan tetap mengontrol
diri dengan adanya teknologi. Selain itu, diiringi dengan moral dan keimanan
yang kuat pada diri tiap-tiap individu peserta didik supaya tidak terjajah
dengan adanya teknologi. Lebih dari itu, peserta didiklah yang mewarnai
teknologi dengan kemanusiaan. Bahkan para ahli mengatakan bahwa abad 21 merupakan abad
pengetahuan karena pengetahuan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Maka jadilah diri yang mewarnai
lingkungan bukan sebaliknya.
***Alhamdulillah***
Bagi yang ingin mendownload dapat diklik melalui tautan berikut. Baarokallahu fiik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar